Dengan bertumpu pada ketulusan hati dalam usaha penyelamatan, di Gereja Pusat Tenrikyo telah dilaksanakan sembahyang khusus untuk memohon mengakhirinya pandemi Covid-19

 

 

 

 

 

 

Pada tgl. 1 September telah dilaksanakan sembahyang khusus di Gereja Pusat Tenrikyo.

Sembahyang khusus ini tujuannya tidak lain untuk memohon kembali meredamnya perluasan infeksi Covid-19 dan penyembuhan untuk orang yang terkena dampaknya. Di samping itu, sembahyang khusus kali ini menjadi kesempatan yang baik bagi pengikut jalan keimanan ini untuk mengingat kembali makna mengapa kita memohon berkah perlindungan Tuhan Orangtua dengan saling menyatupadukan hati. Sembahyang khusus yang dimulai dari bulan April tahun ini dilaksanakan di Gereja Pusat Tenrikyo setiap bulan pada tanggal 1 pukul 12:00 siang.

Sebagai upaya untuk mengurangi perluasan penyabaran infeksi Covid-19, jumlah umat yang berpartisipasi di dalam gedung Gereja Pusat pun dibatasi dan di halaman depan Tempat Sembahyang Selatan pun disediakan sejumlah kursi pipa.

Pada pukul 12:00 siang, Bapak Daisuke Nakayama beserta Bapak Zensuke Nakata, Kepala Jawatan Administrasi Tenrikyo, naik ke tempat ibadah. Lalu sembahyang khusus pun dimulai dengan hyoshigi yang dimainkan oleh Bapak Daisuke Nakayama dan kazutori (tali penghitung) yang dipegang oleh Bapak Zensuke Nakata.

 

Sebelum sembahyang dimulai, Bapak Zensuke Nakata memberikan sambutan.

Setelah menyinggung tentang situasi pandemi Covid-19 yang masih tak kunjung mereda ini, Bapak Zensuke mengingatkankan kita supaya kita benar-benar merenungkan makna mengapa kita memohon meredam masalah yang terjadi belakangan ini. Beliau menegaskan, disamping melaksanakan sembahyang khusus, kita juga perlu berusaha dengan ketulusan hati dalam usaha penyelamatan supaya berkat perlindungan-Nya dapat diperlihatkan.

Kemudian, dengan mengutip Nyanyian Suci  Mikagura-uta pasal ke II:

Ketujuh,             Jika engkau selalu menolong yang menderita,

Kedelapan,        Boleh Ku-potong segala akar penyakit.

Kesembilan,      Bila tekadmu tetap bulat,

Kesepuluh,        Di mana-manapun tenteram jadinya.

(Nyanyian Suci Mikagura-uta pasal ke-II)

walaupun di masa Covid-19 pun, bersamaan dengan memohon perlindungan kepada Tuhan Orangtua, yang penting bagi kita adalah berikrar kepada-Nya untuk melaksanakan usaha penyelamatan dengan keteguhan hati.

Bapak Zensuke Nakata menutup sambutannya dengan berpesan, “Seberapa banyak kita bersyukur kepada Tuhan Orangtua serta selalu bertekun dalam perbuatan balas budi kepada-Nya, kita bisa saja tidak menyadari atau mengetahui kehendak Tuhan Orangtua yang sebenarnya. Maka dari itu, sebagai anak-anak Tuhan Orangtua, haruslah kita menjalani jalan yang telah dirintis oleh Oyasama, dan , walau pada kita masih ada kekurangan, kita harus bersama-sama bekerja sungguh-sungguh dalam usaha penyelamatan sampai dapat memuaskan hati Tuhan.